Senin, 16 Desember 2013

Studi Pola Bertahan Hidup

Ricko Al Furqon
41613010019




 STUDI POLA BERTAHAN HIDUP REKRUTMEN PLANULA KARANG
(STUDI KASUS REKRUTMEN KARANG DI PULAU NUSA LEMBONGAN, BALI)

 Studi Pola Bertahan Hidup Rekrutmen Planula Karang


Pada bulan Maret sampai Agustus 2006 dilakukan Penelitian tentang rekrutmen karang di Pulau Nusa Lembongan. Yang bertujuan untuk :
  • Mengetahui jenis
  •  Kelimpahan dan,
  • Pola bertahan hidup rekrutmen karang
    Penelitian tersebut menemukan 9 jenis planula dengan 155 individu, yang terdir dari :  Acropora millepora, Acropora palifera, Acropora tenuis, Fungia fungites, Montipora digitata, Pocillopora damicormis, Porites sp, Seriatopora hystrix, dan Stylophora pistillata.
    Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang amat penting bagi keberlanjutan sumberdaya yang ada dikawasan pesisir dan lautan. Ekosistem ini umumnya tumbuh di daerah tropis dan mempunyai produktivitas primer yang tinggi, yaitu bisa mencapai lebih dari 10 kg C/m2 /tahun, dibandingkan dengan produktivitas perairan laut lepas pantai, yang hanya berkisar antara 50 –100 mg C/m2/tahun. Tingginya produktivitas primer di daerah terumbu karang ini menyebabkan terjadinya pengumpulan hewan-hewan yang beraneka ragam, seperti ikan, udang, mollusca (kerang-kerangan), dan lainnya.
 
Kajian ini meliputi penelitian terhadap jenis dan kelimpahan rekrutmen karang terhadap subsrat dan struktur komunitas terumbu karang pada suatukawasanekosistem terumbu karang.
 
METODELOGI PENELITIAN
Waktu dan Lokasi penelitian
     Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2006.Penelitian dilakukan di perairan Pantai Pulau Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Dati II Klungkung Propinsi Dati I Bali. Pulau Nusa Lembongan secara geografis terletak antara 80 39’ 47,3” LS – 80 41’ 47,7” LS dan 1150 25’ 36,6” BT – 1150 28’ 21,3” BT, merupakan pulau kecil yang terletak lebih kurang 8 mil sebelah Selatan dari daratan Pulau Bali atau lebih kurang 16 mil laut sebelah Timur Pelabuhan Benoa, Bali.
Metodologi Penelitian
  Pengamatan ini dilakukan pada kedalaman 5 meter, dengan menggunakan 3 buah rak penelitian pada setiap stasiun penelitian 

 
Pengamatan dilakukan selama 3 bulan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan planula pada subsrat tersebut. Parameter yang diamati dalam penelitian rekrutmen karang adalah :
1. Jenis planula karang yang menempel pada subsrat;
2. Kelimpahan planula karang pada subsrat;
3. Perkembangan planula karang pada setiap posisi subsrat
  Penelitian rekrutmen karang yang dilaksanakan selama 3 bulan pengamatan ditemukan 9 jenis planula karang yang menempel di subsrat yang telah disediakan. Jenis-jenis planula karang terdiri dari : Acropora millepora, Acropora palifera, Acropora tenuis, Fungia fungites, Montipora digitata, Pocillopora damicormis, Porites sp, Seriatopora hystrix, dan Stylophora pistillata.
  Hasil pencitraan satelit Landsat TM menunjukkan kawasan di bagian Timur Pulau Nusa Lembongan yaitu Pulau Nusa Penida memiliki potensi dan kekayaan ekosistem terumbu karang. Kawasan Pulau Nusa Penida memiliki kondisi dan penutupan terumbu karang dalam kategori baik sampai sangat baik. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat keberhasilan penempelan planula karang pada subsrat yang disediakan, karena sifat planula yang planktonik mudah terbawa oleh arus. Hasil interpretasi citra satelit ASTER, menunjukkan 66,64% kondisi sebaran terumbu karang di Kepulauan Nusa Penida dalam kategori baik dari 397,15 ha luasannya (Sudiarta, 2005).

               Kondisi lingkungan di sekitar ekosistem terumbu karang juga sangat berpengaruh pada jumlah dan kelimpahan karang pada suatu kawasan perairan. Kondisi perairan yang jernih dan bersih meningkatkan keberhasilan planula karang menempel, tumbuh, dan berkembang pada subsrat yang sudah disiapkan. Hal ini terlihat pada Stasiun 1 dan 2 dimana jumlah dan kelimpahan planula karang yang ditemukan di subsrat sebanyak 61 dan 79 individu, sedangkan di Stasiun 3 hanya ditemukan 15 individu. Keberadaan Stasiun 3 di sekitar kawasan Teluk Ceningan memberikan dampak kurang optimal pada perkembangan planula karang yang sudah menempel pada subsrat. Hal ini terjadi karena pada saat air surut subsrat yang berasal dari Selat Ceningan berupa pasir dan lumpur melalui Stasiun 3, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan planula karang. Tertutupnya polip karang oleh subsrat dapat mematikan karang yang membutuhkan makanan, udara, dan sinar matahari untuk hidup

 
KESIMPULAN
             Penelitian rekrumen karang di Pulau Nusa Lembongan menemukan 9 jenis planula karang dengan 155 individu, pada 4 posisi subsrat yang berbeda terhadap arus. Jenis-jenis planula karang terdiri dari : Acropora millepora, Acropora palifera, Acropora tenuis, Fungia fungites, Montipora digitata, Pocillopora damicormis, Porites sp, Seriatopora hystrix, dan  Stylophora pistillata. Kondisi dan penutupan karang hidup dalam kategori baik, mempunyai tingkat keberhasilan penempelan planula karang yang tinggi dan kecenderungan planula menempel pada posisi subsrat yang aman bagi perkembangannya. Pada arus yang kuat relatif kuat dan konsisten 54,43% planula melekat pada posisi miring membelakangi arus, pada arus relatif lebih lemah 36,07 % menempel pada posisi tegak menghadap arus, dan 80% planula menempel pada posisi tegak membelakangi arus di kawasan dengan tingkat sedimentasi tinggi.
Saran
            Diperlukan suatu kesepakatan bersama yang melibatkan masyarakat dan berdasarkan data-data ilmiah, tentang zona pemanfaatan sumberdaya pesisir di kawasan Pulau Nusa Lembongan yang lestari, bertanggungjawab, dan berkelanjutan. Penelitian tentang rekrutmen karang sangatlah diperlukan sebagai data dasar pengelolaan kawasan ekosistem terumbu karang, sehingga diperlukan penelitian lanjutan tentang waktu spawning karang dan kondisi lingkungan sekitar terumbu karang.